Kamis, 11 Desember 2014

Mencari Sebuah Jawaban

"Tolong saya diberi nasehat mbak. kenapa saya semakin akhir-akhir ini sering merasa frustasi. Apakah karena saya kurang bersyukur? " sebuah pertanyaan lewat sebuah pesan pendek.
"Ini ada apa je, bukankah kemarin habis mendapat kesempatan sharing dengan pihak atasan? tentu, dah banyak pesan untuk njenengan." jawaban diberikan jelas tidak menjawab pertanyaan.
"Iya, tapi kemarin saya tidak mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan apa yang mengganjal dan menjadi aspirasi saya. justeru saya hanya mendapat banyak cerita dan dituntut untuk lebih banyak mengerti." balasan dalam sebuah ketidakpuasan.
"sebenarnya jawaban sudah njenengan miliki, di pertanyaan awal. ya dari situ akan berkurang kesumpekan itu." karena tidak bisa berpanjang lebar akhirnya sekedar saran yang diberikan, "lalu apa yang menjadi fokus njenengan saat ini? ikutilah dengan ikhtiar + doa. jika kita merasa lemah di wilayah kemanusiaan kita, maka serahkan dalam wilayah Ilahiah yang menyelesaikan, semoga keinginan itu terwujud."
"Iya,...ikhtiar itu rasanya sudah dilakukan dan kandas begitu saja." tanggapan diberikan
"Lalu apa yang njen inginkan saat ini? jika masih yakin dalam tugas amanah saat ini,maka lanjutkan! Jika ada keyakinan ada seseorang serius untuk tujuan baik denganmu, maka seriuslah !" akhir dari sebuah saran yang tidak ingin dibantah lagi, karena aku sedikit menganalisa masalahnya.

Sebuah jawaban 
Meskipun engkau membantah, ingin kau menembus lorong waktu untuk kembali memutar waktu dan peristiwa, engkau ingin menghapus semuanya, sekarang yang ada adalah apa yang ada di depan mata. hari ini dan esok hari. Jika kekecewaan untuk semua keinginanmu yang sungguh-sungguh telah membawa pada ketidakpastian, atau karena ia telah memilih jalannya sendiri maka saat ini engkau mestinya melihat kepastian dirimu sendiri, dan pilihlah jalanmu pula.

Sebuah jawaban dan saran yang sebenarnya kembali pada diriku sendiri, bukan aku menasehatimu sungguh akulah yang butuh nasehat saudariku. aku ingat sebuah ungkapan, wong kuwi isone mung wang sinawang. awake dhewe kadang dianggep ora duwe masalah tp nyatane duwe masalah, wong liyo kadang katon luweh mapan uripe nyatane urung mesthi tentrem athine. matur suwun atas semua pesan yg masuk hari ini, kalian dengan senang hati berbagi. 

Senin, 17 November 2014

Deras hujan di waktu ashar

Di rakaat awal kami melaksanakan sholat ashar, kemudian bress hujan deras tertumpah tidak tertahan. Sebelumnya, tanda-tanda awan gelap yang menggulung dari arah utara, suhu yang sangat gerah sejak siang seolah memberi kabar agar bersiap jika hujan deras datang.

Selepas sholat, di halaman depan kendaraan bermotor sudah banyak berjajar jumlah roda empat tidak sebanyak hari biasa, kali ini berjajar panjang. Anak-anak bersalaman dalam antrian panjang masih enggan untuk meninggalkan ruangan masjid yang jauh lebih aman dari suasana di luar yang begitu deras dan terlihat menakutkan. Basah kuyup tentu, karena tak ada lorong atau selasar yang menghubungkan masjid menuju ruang kelas mereka, payung juga tidak ada. Kumelihat di luar aliran air cukup deras menggerus halaman depan yang memang miring sejajar sungai.

Aku melihat dan mencegah beberapa untuk tetap tinggal dulu sambil menunggu reda. Namun, kondisi seperti itu durasi waktu reda tentu tak cukup 15 menit saja. Aku melihat keluar.... tak sebanyak saat terang, tentu ortu juga berpikir untuk menunggu sedikit reda. Kasihan anak-anak, selepas seharian belajar pulang kehujanan, rumah yang belum tentu dekat banyak yang jauh memang. Aku jadi sedih ingat ponakan,... mbakku pasti repot dalam penjemputan. Tapi, sekarang jarang dititipkan untuk kujemputkan. Tahu aku sering terlalu sore pulang, meski selepas ashar jam sudah usai kbm. 

Ahh aku juga bergegas setelah tinggal beberapa saja yang menunggu di masjid, aku menuju ruang kantor, berkemas, lalu bersama seorang teman berempati pulang saat hujan masih cukup deras. Jalanan cukup gelap untuk pandanganku, aku berusaha hati-hati mengurangi kecepatan jauh dibawah rata-rata aku melaju. Cukup padat jalan bersamaan semua orang pulang di waktu sore, bermobilan aku berusaha menyelinap dan bisa terus ke depan lalu hijau...!

Sampai di rumah ku disambut bapak yang sedang mengaji sendirian. Rupanya masku dan anak-anak masih di tempat kerja para tukang. Pekerjaan, tentu tak seperti ketika hari terang. Yaa semua sudah datang musimnya bapak... semoga esok terus lancar semua pekerjaan. 
Kubayangkan di sana saudara-saudaraku yang lain yang pekerjaan di luar, di lapangan ketika musim berganti sering membutuhkan kesabaran tinggi. Kendala musim yang kadang membuat pekerjaan menjadi lebih berat dan lebih membutuhkan energi, kondisi fisik tentu mesti dijaga.

Yaa Allah semoga hujan ini selalu membawa berkah dan manfaat, meski terkadang manusia penuh 'sambat'.

#17 Muharam 1436 H

Minggu, 09 November 2014

Kritik dan Saran untuk perbaikan

Membaca tulisan kalian yang kutemukan tidak sengaja, membuatku tersenyum terharu. Setelah mengemasi yang tidak diperlukan, 2 kertas yang berentang 2 tahun jarak lamanya dari kelas ampuan yang berbeda. Kesan yang kutangkap sama, apapun isi tulisan kalian adalah tulus dari hati kalian. 

Di kelas bawah kalian penuh dengan keceriaan, tidak ada yang kusebut anak nakal karena dunia kalian adalah 'bermain', kesenangan kalian belajar adalah ketika kalian tidak hanya duduk diam, duduk manis saja. 
Tahun lalu, dari kelas yang berbeda dijenjang kelas atas kalian tetap kusebut anak-anak yang luar biasa. Kalian adalah kalian, dengan semua karakter kalian yang berwarna-warni, bakat kalian yang multi talenta, dan sekali lagi bukan hanya kecerdasan akademik yang aku temukan. Ku sebut kelas kalian adalah kelas para seniman. Tidak berhenti pada bakat kalian berkarya seni, juga berkarya tulis yang membanggakan, juga lapangan hijau yang tak mengecewakan. Kuyakin akan terasah pada jenjang berikutnya. Kusebut juga kalian team yang kompak, meski tetap ada warna-warni cerita sakit hati itulah warna persahabtan.
Terima kasih untuk kalian semua, doa tulus kalian yang betul-betul membuat terharu semoga Allah kabulkan, kritik dan saran yang betul-betul objektif kalian tuliskan apa adanya tentang sebuah "perbaikan" ke depan.

Jalan ke depan masih panjang. .. . moga terjaga sholih sholihahnya. . . . menjadi batu bata Indonesia yang membanggakan !

Sabtu, 08 November 2014

Rencana itu rapi untukmu

Secarik kertas yang kutemukan masih dalam kondisi baik, aku baca kembali. Dalam tulisan yang tersusun rapi, aku membaca suratmu yang kau kirim waktu itu. Kau awali salam pembuka, menanyakan kabar keluarga dan doa untuk semua. 
Langsung pada tujuan kau utarakan semua maksud dan rencana itu dengan rinci, semua pesan kau tujukan agar semua bisa terlaksana dengan baik. Foto yang ada sampai 2 kali kau kirimkan, katanya sengaja cari yang paling pas. Dari semua urusan administrasi, humas, perkap, masalah ini itu, aku tahu kau orang yang teliti untuk semua hal tidak seperti aku. Kau serahkan pada keluarga setelah semua kau jabarkan.

Aku menangkap sebuah kesungguhan dan keyakinanmu, semua yang serba mudah dan bukan dipersulit ataupun mempersulit untuk sebuah niat baik itu. Aku menangkap pesan, bahwa meskipun apa adanya satu tujuan yang paling penting adalah ridho Allah untuk melaksanakan kemantapan hati itu.
Keadaan kita memang tidak mudah, tidak serba ada, tidak karena fasilitas yang lengkap dari ortu, yang kita punya adalah doa untukharapan yang lebih baik untuk esok. Kembali, tulisan itu membuatku meleleh kembali hatiku.

Ya, aku ingat kala itu saat menempuh perjalanan 1,5 jam mengantarkanmu. Aku menjadi humas untuk urusanmu, hilang arah dan petunjuk sampai ku merasa kesal sepanjang perjalanan itu... aku memaklumi. Demikianlah groginya menjemput impian untuk jadi kenyataan. Baiklah aku belajar darimu.. semua berawal dari niat dan kesungguhan.

Jumat, 07 November 2014

Melogika Peristiwa

Melogika peristiwa : sebuah kesalahan yang fatal kemudian membawa pada rasa bersalah yang berlebihan kemudian secara berlebihan pula menjadi sebuah perayaan.

Peristiwa yang terjadi dalam sejarah Islam pada 10 asyuro, ketika cucu Nabi SAW wafat karena dibunuh oleh orang-orang yang berkhianat kepada rombongan kaum muslimin yang merupakan sebagian besar keluarga Nabi SAW yang sebelumnya mereka menyatakan ingin melindungi. Itulah bagian dari bergulung-gulungnya fitnah yang menimpa kaum muslimin setelah satu persatu khulafaur rasyidin syahid, yang kemudian kepemimpinan ummat diperebutkan oleh nafsu duniawi. Nabi sendiri suatu ketika pernah menyebutkan, peringatan itu bahwa fitnah itu akan datang seperti gelapnya awan yang bergulung-gulung menimpa kaum muslimin. Lalu, kenapa mereka sendiri yang melakukan kesalahan atas peristiwa meninggalnya Husein justeru menjadikan hari itu sebagai sebuah perayaan?
Tidakkah hal itu juga mirip dengan bagaimana kaum Nasrani yang dalam kasus penyaliban Al Masih_namun Allah menyelamatkan, lalu merekapun merasa bersalah terus menjadikan itu sebagai sebuah seremonial?
Bukankah peristiwa pembunuhan, yang menyebabkan syahidnya para sahabat dekat dan keluarga Nabi lainnya pernah terjadi pada waktu sebelumnya? Bukankah, banyak sahabat yang masih keluarga Nabi juga ada yang bahkan sampai dicincang, diambil jantungnya ? Tapi, kenapa pada zaman Nabi tidak kemudian menjadi sebuah kesedihan berlarut-larut yang kemudian menjadi sebuah peringatan/seremonial khusus? Bukankah, syahid adalah cita-cita hidup mereka dan surga adalah balasan untuk mereka? Bahkan kisah para Nabi yang dibunuh, dibantai oleh kaumnya sendiri sebelumnya juga pernah terjadi. 

Hati-hati dengan pemikiran dan pemahaman yang kita bangun dalam memahami agama ini. Kesesatan seseorang itu bisa karena : pemikiran-pemikiran yang keliru atau pemahaman yang belum benar. Kebenaran bahkan kadang menjadi soal rasa, rasanya benar, masuk akal tapi ternyata jauh dari tuntunan dan petunjuk. Bukankah sebaik-baik contoh adalah apa yang dilakukan Nabi SAW dan para sahabat? kemudian masa setelah sahabat yaitu para tabi'in disusul tabiut tabiin? Mereka masih sangat dekat dengan seluruh latar belakang turunnya wahyu dan bagaimana wahyu itu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Padahal, agama ini adalah agama wahyu bukan agama pemikiran+pemahaman akal saja. Jika demikian waah, bisa kacau semuanya karena setiap orang, kelompok mempunyai pemikiran yang berbeda-beda, kemampuan pemahaman yang bertingkat-tingkat pula. dan, sangat banyak pemikiran + pemahaman yang sering didominasi oleh hawa nafsu, jika hal itu dibenarkan oleh hati tentulah sangat bahaya. Wahyu adalah SOP standar dengan juklak juknisnya melalui utusan terpercaya Rasulullah SAW.
>> Maka mengapa dalam agama kita dikenal adanya perbedaan? Perbedaan / khilafiyah itu ada ya karena banyaknya perbedaan dalam pemahaman yang bertingkat-tingkat. Hal itu boleh selama pada masalah furu' (disitulah letak tasamuh/toleransi) selama bukan masalah pokok agama>akidah.

Ahad pagi@sinau lan ngaji 

Minggu, 02 November 2014

Catatan Hari Ini

Hari - Hari di awal bulan Muharam

Semilir musim baru pergantian tahun Hijriyah, telah genap bilangan waktu dalam satu tahun. Dua belas bulan yang telah Allah tetapkan perhitungan waktu dalam satu tahun itu. Kini bulan Muharam hadir di tengah-tengah kita kembali. Bulan Muharam adalah salah satu bulan di antara bulan-bulan lain yang termasuk dalam bulan haram atau bulan yang dimuliakan. Muharram menurut yang aku dengar dalam penjelasan tadi pagi, diberi nama demikian adalah sebagai penekanan keharaman bulan haram itu sendiri. Maka, Allah pun menyebut sebagai bulannya Allah. 

Terkait dengan kemuliaan bulan muharam ada dalam QS At Taubah : 32 yang pada intinya adalah pelarangan mengadakan perang, dan bagi setiap muslim dilarang mendzalimi diri sendiri karena dosanya sangat besar. Sifat dzalim diluar bulan itu saja diharamkan, apalagi dikerjakan di bulan haram maka dosanya jauh lebih besar lagi demikian penjelasan tadi. Khusus bulan Muharam, terdapat keutamaan yang secara khusus ada penjelasan dari hadist Nabi SAW, yang diantaranya adanya hari asyuro dimana kita disunnahkan untuk berpuasa. Bahwa, puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa bulan Muharam, shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam. Dan jika kita bisa puasa pada hari tersebut, insya Allah dosa kita akan dihapus setahun lalu. 
Dijelaskan tadi bahwa, betapa Allah itu punya banyak kompensasi maaf kepada hamba-Nya, yaa lewat banyak kesempatan waktu istimewa dengan melipat gandakan pahala dan pengampunan dosa. Tak lain, agar hamba-Nya itu kembali pada jalan-Nya dan kelak layak menempati surga-Nya. Inilah karakter agama Islam, bahwa kebaikan akan mendapat balasan yang berlipat-lipat, namun dosa yang dilakukan tidak tetapi ditulis satu dosa saja.
Agar apa? Agar nanti di hari kiamat tidak ada lagi alasan mengapa masuk neraka? Lalu apa saja yang kamu kerjakan di dunia ini?? ngapain saja?? padahal setiap amal perbuatan dengan niat ibadah dapat pahala, banyak ladang amal sholih. Maka tentu hanya orang-orang yang 'kebangetan' atau keliwat dosanya yang tidak masuk surga alias masuk neraka.
Maka, kenalilah jalan menuju surga-Nya.

Terdapat banyak peristiwa terkait hari asyuro, pada kisah para Nabi di antaranya : diselamatkannya Nabi Musa dari kejaran Firaun, diselamatkannya Nabi Nuh, dipertemukannya Adam dan Hawa setelah diturunkan ke bumi, wafatnya cucu Nabi SAW, dsb

Beberapa catatan hari ini, di hari-hari yang aku berusaha meletakkan sudah segala yang membuat lelah meski susah. Aku ingin banyak di rumah, aku ingn kembali seperti dulu, tidak seegois ini, sibuk dengan pekerjaan sendiri pergi pagi pulang sore. 
Catatan di atas adalah, dalam perjalanan 50 km pp ku menuju taman-taman surga meski hanya duduk kurang dari 1 jam dalam kaj ahd pagi tadi. Tidak seperti biasanya aku langsung pulang. Di rumah sudah diwanti bpk untuk kerja bakti bersama, terkait malam mau ada acara ngaji di rumah. Kang Har mengundang sdr2 untuk turut mendoakan dalam mengawali ukur2 bangun bale griyo Senin esok. Dalam pertanyaanku yang tidak terjawab dan tidak perlu dijawab semalam, kenapa seperti buru-buru dan yakin memilih di pekarangan sana? Aku tahu, ada saatnya kita semua pasti akan berpencar dan itu sudah takdir-Nya. Bukankah aku juga tidak tahu, apakah nanti di sini atau di sana? Banyak pesan semua orang, juga bpk agar esok aku bisa membangun di sebelah timurnya. Aku belum punya gambaran. Untuk kakakku semoga ini estafet terakhir, setelah beberapa perhentian membawa keluargamu berpindah-pindah tempat. Semoga Allah mudahkan urusan, lapangkan rezki dan sehat sholih/ah anak-anakmu. Aamiin.
Hari ini, hanya aku dan bpk yang puasa tasu'a. Kami saling memotivasi, meski aku kasihan beliau dah sepuh tapi untuk amaliah sunnah selalu bersemangat. Katanya, 'tadi disampaikan juga sama Pak Rosyid Ahad dan Senin untuk puasa.' Beliau bersemangat dalam kegiatan tidak hanya Ahad pagi, juga di pond lansia meski hadir 2 x seminggu itupun bersepeda. Semoga Allah senantiasa limpahkan kesehatan bpk.Hal yang membuat heran dan kaget adalah ketika siang, ada sebuah pesan entah nyasar atau sengaja sebuah pertanyaan aneh, menanyakan sebuah resep masakan yang aku tidak tahu dan merasa asing dengan namanya. Tiba-tiba, feelingku jauh lebih cepat menangkap bukankah itu adalah . .. .*aku tahu daerah mana. Dan ternyata, 2pesan berikutnya lebih aneh lagi. Bukankah, semua sudah lewat?! Ada, apa? wallahu a'lam bi showab.
+Nita Fath 

Selasa, 21 Oktober 2014

Wahai Jiwa yang Gelisah . . .

Kesadaran adalah matahari
Kesabaran adalah bumi
Keberanian menjadi cakrawala
Dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata
#WSRendra

Wahai jiwa yang gelisah, . . Bangkitlah ! Raih ketenangan dengan perjuanganmu melaksanakan kata-kata. Satukan ia dengan bisikan hati nurani yang tulus mengajakmu meraih ridha Ilahi. Gerakkan tubuhmu, jauhkan dari bumbu kemunafikan yang akan menghancurkan.

Wahai jiwa yang gelisah, . . Bangkitlah ! kibarkan bendera kejujuranmu ! Satukan semua dalam lembut tutur bahasamu, dalam santun gerak tubuhmu, dalam kemuliaan akhlakmu ! Bangkitlah dari tidurmu ! Dekati surga keridhaan-Nya yang selama ini engkau rindukan. 

Kenanglah perjuangan Bilal dalam melaksanakan kejujuran kata-kata. Tidak satupun kekuatan yang menggeser kokohnya berdiri setiap kejujuran. Kenanglah Ka'ab, di setiap sepi sunyi pengasingan, ia sadar Allah selalu bersamanya. Kenanglah Abu Bakar As Shidiq, Ali Kw yang tak ingin berdusta meski pintu langit menghalalkannya, kenanglah Ustman, Umar bin Khatab dalam kejujurannya memperjuangkan kalimat La ilaha illallah.


Minggu, 19 Oktober 2014

Piwulang Guru_ dalam ngaji bareng Cak Nun

Semalam bukankah sang guru sudah memberikan piwulangnya? 
Bukan diruang-ruang berderet kursi yang rapi 
Dalam kebersamaan duduk sama rendah berdiri sama tinggi
Di tanah lapang terbuka, dinginnya malam memuai 
Oleh hangatnya salam hangat bersholawat bersama
Masih ingatkah dengan pesan-pesannya?
Pitutur sang Guru didengar, disimak, disimpan direlung-relung qolbu
direfleksi dimaknakan pada kesibukan esok hari
di pelosok-pelosok desa. ..  dipinggiran-pinggiran kota
semua pesan disampaikan... dalam maiyah kebersamaan

in memoriam awal tahun 2000 - 2003 ngaji bersama @caknun
sampailah dipelosok desaku juga. .. . #Patalan, 19 Oktober 2014
Bersyukur Allah selalu hadirkan di tengah-tengah ummat disetiap zaman dan tempat, orang yang mau 'ngopeni' sekian banyak titipan-Nya.
meski tak hadir, teman-teman banyak yang antusias tanpa memandang latar
belakang apa. Bukankah disitulah kita belajar? ukhuwah terbangun, sebuah kebersamaan.

Kamis, 16 Oktober 2014

Selepas Isya' ini . . . .

Dari salam pembukaan hingga pengantar pawuningan, semua serius disampaikan oleh mbah Kaum dari speaker masjid kampungku. Aku menyimak seksama, dengan berdoa dalam hati semoga berita yang tidak mengagetkan, dan kami bisa menerima dengan lapang hati. Pun, pada inti pawuningan akhirnya kami yang di rumah serentak mengucap doa istijraj "innalillahi wa inna ilaihi roji'un". 
Sebuah berita duka dari tempat yang agak jauh, dengan nama berinisial Nur* di Kebumen. Kami yang di rumah serempak, bertanya, "kira-kira apa sebab dia meninggal? " kalau faktor fisik rasanya tidak mungkin, adakah karena motif lain? Apakah terjadi sesuatu yang menyebabkan dia sampai meninggal? Masku berspekulasi pasti ada motif sebab akibat.

Kepergiannya dari kampung kami, dua setengah bulan yang lalu mungkin melegakan bagi banyak orang juga bagi keluarganya. Kepergiannya, kembali sebuah pengantaran paksa hasil keputusan warga lewat tokoh-tokoh kampung setelah keluarga menyerahkan penanganan untuk si N. Ya, Ramadhan lalu. Di awal bulan Rmdh dia masih terlihat rajin untuk bisa ke masjid dengan segala maksud untuk bisa merasakan suasana ramadhan. Ketika takjil, mengantri di takjil, ketika taraweh menyusul di shof sholat dengan bacaan sekeras imam, dengan hafalan yang juga sama lancar seolah dia mencocokkan kembali hafalannya di waktu dia normal dulu.

Sejak awal tahun 2000an, masih ingat semasa aku kuliah dulu dia kerja pernah melaju dengan bus jalur 2 menuju Mbesi Sleman Jl Kaliurang, duduk di kursi seberangku. Kerja di bangunan, mesti beberapa kali di kenal sering libur kerja karena gangguan ketidaknormalannya kambuh. Dia sebenarnya, cukup pintar dulu juga tipe orang yang tidak aneh-aneh masa sekolah SMP yang kukenal cukup pandai. Orangnya cukup dekat dengan masku, ketika masku pulang kampung dari Bogor sering jagong lalu jajan makanan ke warung sebelah rumahku. Andai, ada yang mengkaryakan dia bisa dipekerjakan dan diberdayakan dengan baik, faktor fisik kuat tinggi besar, bantu usung-usung gabah, kayu, dsb.

Perjalanan hidup seseorang itu betul-betul rahasia Ilahi. Dulu baik-baik saja, qadarullah di penghujung hidupnya dia dikondisi yang membuat prihatin. Untuk seukuran kampungku dia diungsikan beberapa kali untuk pengobatan dan terapi, dan beberapa orang yang biasa mengantar bisa membujuk dengan mudah untuk kemudian dia diangkut sampai tujuan. Mulai dari RSJ Pakem, Magelang beberapa kali, kemudian daerah Kentungan, dan terakhir dia di bawa ke sebuah pondok pesantren di Kebumen. 
Dia mengalami semacam gangguan jiwa, hilang ingatan dan bisa normal dengan bantuan pengobatan dan terapi rutin. Gangguan itu mulai awal tahun 2000an, semacam ada gangguan dari dunia lain yang tidak tertangani. Jika pengobatan terlambat atau diabaikan, dia biasanya mulai menampakkan gejala yang bisa membahayakan orang apalagi melihat kondisi fisiknya yang kuat. Meski tidak sampai kejadian yang serius atau fatal, tapi kejadian - kejadian  yang membuat cemas warga tak dapat diabaikan.

Adiknya, satu sudah berkeluarga, satunya masih berkaya tinggal dengan seorang bapak. Ibunya dulu meninggal karena sakit sekian lama. Allohummaghfirlhu warhamhu wa 'afini wa'fu 'anhu. . .  ampunilah dosanya, dan segala amalnya terimalah tetangga kami Nur*.

Kamis malam, 16 Oktober 2014









Kamis, 18 September 2014

Bahayanya Lidah . . .

Lidah.. organ yang kecil tak bertulang, tersembunyi, pandai mengecap rasa, sering diabaikan ia punya andil yang besar, apakah membuat hidup jadi bahagia atau sengsara, dunia aman sentosa atau penuh petaka, keluarga utuh atau runtuh..
Lidah tak setajam pedang, tapi ia bisa melukai tanpa batas waktu kesembuhan. Ia bisa berbisa melebihi bisa mematikan, ia melebihi sembilu untuk sayatan luka yang ditinggalkan.

Maka, mengapa sampai diwasiatkan untuk kita sebanyak 3x agar menjaga lidah karena ia adalah ancaman neraka bagi yang tidak menjaganya? Maksiatnya bercabang-cabang bisa membawa pada dosa dan ancaman.

Selasa, 09 September 2014

buatlah dia tersenyum

Siang yang cukup terik, sebelum ak perempatan lampu merah di sudut kota Bantul. Masih agak cepat aku melaju... pandanganku tertuju sekilas pada seorang bapak paruh baya yang sudah agak sepuh.. ditangganya tertenteng sebuah botol, dipunggungnya dengan tas yang kelihatan cukup berat. Badannya yang kurus ramping, berjalan meninggalkan sebuah kios atau rumah. Seperti ia tak bersua calon pembeli dari dagangan yang ia tawarkan...
Oh, dia penjaja madu. Wah terpikir pengin mengerem mendadak...tapi urung niatku. pertanyaan yang masih otomatis muncul dibenakku adalah, ahh mungkinkah madu yang ditawarkan benar-benar asli? Aku biasa mempunyai persediaan untuk rumah, tapi aku biasa mengambil dari seorang teman agen herba. Tapi, aku tadi ingin berhenti dan menawar... namun tak jadi berhenti.
Aku teringat dengan peristiwa di ruang seorang dosen pembimbingku dulu. Saat masih sering ke ruangnya untuk konsult, suatu hari di ruangan dekat tangga di gedung lantai 2masuklah seorang bapak-bapak yang juga dah agak lanjut...dengan penuh harapan dia memberi salam dan menawarkan botol madu yang dibawanya. kala itu tak banyak yang dia bawa. Tapi terlihat sekali si bapak sangat berharap untuk dibeli dagangannya.
"ini asli ndak madunya pak?" tanya dosenku
"asli pak, dibeli pak! "
"berapa sebotol?"
si pedagang menyebutkan harga yang aku lupa. ternyata dosenku menawar dengan harga yang membuatku kaget, hah... ditawar 15ribu saja sebotol? padahal ukurannya seukuran botol marjan. Akhirnya pedagang minta dinaikkan sedikit, tapi dosenku billang dah jangan mahal-mahal nanti tak beli 2.
Aku pun mencoba memastikan, "itu madu asli pak? kok murah sekali..!" setelah si bapak penjual pergi dosenku dengan santai menyahutku, "ini madu memang tidak asli, ndak apa-apa. buat saja orang lain senang. iya tho?" wah pak njenengan ki masak yaa tadi nawarnya murah banget...! tur kok yaa boleh, masak itu asli!
ternyata, mau ngasih pelajaran untuk saya hari ini 'buat orang lain tersenyum'.
"wis mengko nek ngomah buat ganti gula kalau mau buat minuman Nita." :)
"njihhh pak leres." jawabku melanjutkan ke topik skripsi waktu itu... , sampai tiap lebaran juga masih kasih ucapan idul fitri, suwun pak dosen he he..he

jadi akupun malu, dengan pertanyaan dibenakku 'kira-kira asli ndak ya madunya?' saat aku di jalan kemarin siang.

Selasa, 02 September 2014

ya bunayya

 Wahai anak-anakku. . ..  betapa cabaran zaman bagai cakar-cakar mangsa yang menunggu lengahnya setiap penjagaan.

kasus demi kasus pelecehan, eksploitasi anak dari hari ke hari yang terjadi pada setiap usia jenjang sekolah.... bertambah daftar panjangnya. Lingkungan rumah... sekolah....masyarakat yang semakin egois!
#ceritateman  pagi ini telah membuka mata,... bahwa benteng utama untuk anak adalah keluarga, kemudian lingkungan yang aman dan kondusif untuk mereka, dan banyak bukti nyata teknologi informasi yang menjadi mata pedang yang bisa merobek dan membunuh masa depan mereka.

menjadi ashabul kahfi. . . .
akidah tauhid yang benar !

Minggu, 15 Juni 2014

Renungan Cinta


‎"BEGINILAH CARAKU MENCINTAIMU"

Ada kekasih yg membuktikan cintanya dengan jutaan kalimat ,pujian dan rayuan,,Adapula dengan sikap nan penuh kasih..
Tak sedikit dengan pengorbanan yg meluluh lantakkan harga diri
Ada pula dengan menguras tenaga dan materi.

Namun bagiku, aku mencintaimu dengan menundukkan wajahku padamu, bukan karena ku ingin berpaling darimu,
Tapi karena ku ingin menjaga pandanganmu dari panah-panah iblis.

Ku mencintaimu dengan tidak melemah lembutkan suaraku padamu, bukan karena aku ingin menyakitimu namun karena aku ingin menjaga hatimu dari bisikan syaitan yg menipu.

Ku mencintaimu dengan menjauh darimu
Bukan karena aku membencimu, namun karena ku ingin menjagamu dari khalwat yg menjebak.

Ku mencintaimu dengan menjaga dirimu dan diriku,
Menjaga kesucianmu dan kesucianku,
Menjaga kehormatanmu dan kehormatanku,
Menjaga kebeningan hatimu dan hatiku.

Cinta...

Tak mengapa saat ini qita jauh,

Aku tidak mendengarmu tidak melihatmu tidak ada sapa denganmu
karena kelak Allah yg akan menyatukan qita dalam ikatan sucinya..
Karena itu jauh lebih berarti,
Jauh lebih abadi,
Karena aku yakin janji Allah adalah pasti,
Wanita yg baik untuk laki-laki yg baik.

Seperti inilah ku mencintaimu dengan menjaga kesucian diri, jiwa dan hatiku hanya untuk ku persembahkan padamu kelak.

Oleh karena itu cinta...
Jaga kesucian cintamu juga hanya untukku.

Ya Rabb..
Pada-MU ku titipkan cintaku pada nya...

Kutitipkan dia pada-MU jua . . . .  Aamiin..



(inspirasi : insyaAllah islam jaya )

Jumat, 13 Juni 2014

J u N i 2 2


JUNI sebuah bulan di mana ada moment yang menjadikan sebuah ketiadaan menjadi ada. Sebuah rupa menjadi dikenal oleh dunia. Sebuah senyuman untuk kehidupan yang mencintainya, kemudian rela berkorban untuk melindunginya, sebuah nama dirangkai untuk menyapanya. 

22 sebuah angka yang satu saja, tidak terulang kecuali setelah bersanding dengan nilai tempat lainnya ratusan, ribuan, dst. Ada pada setiap bulan yang ada, namun hanya ada satu pada bulan yang menjadi moment, sebuah tangisan sekaligus senyuman begitu indahnya terangkai untuk sebuah cinta. 

IBU. . . . . sholawat, salam, dan doaku untukmu. Selimut kasih sayangmu tidak akan pernah usang dimakan waktu, telah kau renda bersama Bapak benang-benang cinta itu untukku.

Sosokmu, akankah mewujud pada diriku? seiring waktu, suatu saat, pada sebuah masa ? 


_______________________________________________________________________
Masya Allah semua PASS untukku. Pesan Ilahi lewat orang-orang yang tulus mengingatku dalam  doa:

  1. Keberkahan yang selalu kita minta pada Allah, dalam setiap rezki, usia, ilmu.
  2. Moga bisa lebih mencintai orangtua
  3. Moga bisa lebih bermanfaat lagi
  4. Dalam berjuang, moga lebih sabar dan mampu lebih tegas dalam bersikap.
  5. Amiin yaa, mujib as sailin



Inikah surpresssnya??

Maaf jangan mengucapkan selamat untuk saya !
Maaf jangan memuji saya !
Appresiasi Anda salah !
Pasti ada sesuatu yang salah atas semua ini !
Siapa yang merequest saya ?!

Ucapan apa yang tepat kiranya aku ucapkan?
subhanallah...!
Alhamdulillah . .. .!
Allohu Akbar. . ..!
masya Allah !
innalillah. .. .. .!
astaghfirullah. . .. . !
semua ucapan itu adalah baik, tapi yang paling tepat  untuk kuucapkan saat ini??? 
perbanyak istighfar!!!!! iringi lahaula wa la quwwata illa billahil 'aliyil 'adziim

Maaf aku cukup emosi, tapi seorang teman di sampingku meyakinkan bahwa aku tipe orang yang bisa santai, keep calm dengan segala keadaan. Ahh...ini tidak, jika engkau menilai ini prestasi, itu salah, jika engkau menilai ini kepercayaan, tidak pas. Jika engkau menilai karena kemampuanku juga salah, jika ini itu kau katakan : semua negosiasi bagiku. Kenapa semua tertuju padaku? Aku hanya ingin menjadi bukan siapa-siapa, menjadi diriku saja.

"Bu. . . . njenengan itu memiliki kemampuan yang belum terasah, entah apa itu! Njenengan seperti ingin menemukan sesuatu itu." Tatapannya cukup tajam, dengan tenang dan pasti seorang teman mencoba memberi pengertian.
Aku tahu, ketika temanku diam sambil memperhatikanku dengan seksama pasti ada sesuatu yang serius dalam penilaiannya untukku. Dan dia terlalu jujur, menurutku penilaiannya cukup berlebihan jika langsung di depanku.
"Gantian njenengan yang pandai menganalisi sekarang." sahutku. Dia sering mensharingkan sesuatu yang akhirnya aku yang panjang lebar, memberikan opini dan interpretasi sehingga dia menuduhku punya analisisku tajam.
"Ya, dan mungkin karena saya masih di sini? Tidak apa jika memang bukan harus di sini" kembali ungkapan ini yang aku gunakan, entahlah.
 >>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Jumat siang pekan lalu, saat makan seorang teman di depanku terlebih sering membuatku semakin menghindar dari pembicaraan. "Saya hanya punya 2 pertanyaan, dan jawabannya singkat saja Bu !" sambil menemani makan siang, aku sudah punya feeling yang tidak keliru dan itulah yang aku hindari.
"Bagi saya menjawab dengan singkat pertanyaan njenengan itu lebih sulit daripada ketika saya memberi penjelasan panjang lebar untuk anak-anak Bu." jawabku
Aku memang tidak bisa berlari, dan aku tidak bisa bersembunyi. Dan, aku memang harus menghadapi apa yang selalu aku hindari. Ketika itu sudah terkait urusan pribadi. Aku lebih suka membahas hal lain, bukan diri sendiri.

Jumat siang ini meskipun sebentar sebelum masuk ruangan, silaturahim singkat bertemu dengan seorang ummahat "ummu Aina" di depan. Menyapa ramah, dan masih berkesan dengan masa ketika beliau masih jadi wali murid saya. Dan aku berkesan, karena entah mengapa beliau cukup akrab dan ramah ketika bertemu denganku. Tak sungkan untuk bertanya banyak hal kepadaku, sampai hal yang agak detail sekalipun. Beliau mengulang-ulang untuk mempersilahkan aku mampir ke rumahnya, dengan senang hati beliau akan menanggapi. "ahh Buk, tapi sudah bukan home visit namanya." sahutku. 

Aku juga masih berkesan dengan putrinya, bagus dalam karya seninya, tekun, dan rapi. Di math-nya saja yang sering bingung jika analisis atau memahami pemecahan masalah. Hee..entah sengaja atau tidak sering juga aku usil, soal tesnya atau urutan apanya sering tak buat berurutan dengan selebritis kelas waktu itu...sang kapten bola,... teman-temannya nanti terus bersorak heboh.
Akupun jadi cukup kaget, ketika beliau sampai memberikan perhatian dengan pertanyaannya yang menurutku, surprise! Yaa Allah begitu dekat seolah aku dengan orang-orang yang semisal beliau, tidak asing rasanya. Meskipun dengan niqab yang rapat, tapi suaranya sangat aku hafal. Nanti, putrinya yang ke-2 rencana akan mengikuti jejak mbaknya di Ar Ridha Sewon jelas beliau.

Minggu, 08 Juni 2014

jangan ghibah, jangan dusta !

Pada pekan-pekan terakhir, beberapa pesan dan nasehat yang aku dapatkan adalah terkait dengan perkataan. Pesan untuk lebih berhati-hati dalam mengucapkan kata-kata, mendengarkan pembicaraan, menyimak obrolan, dan yang semisal terkait dengan lisan dan pendengaran.
Terkait dengan lisan, pesan yang utama adalah jauhilah segala pembicaraan yang muaranya adalah ghibah/menggunjing/memperbincangkan kejelekan/aib orang lain. Yang kedua, jauhilah segala perkataan dusta meskipun itu hanya bergurau agar orang lain tertawa.
Awalnya adalah mendengar/menyimak/mengikuti pembicaraan orang -->menjadi terampil berbicara hal yang sama -->mudah mengejek, mengumpat, menjelekkan orang lain, mencari-cari kesalahan orang lain. 
Ghibah, menurul Al Ghazali adalah terjadi karena ada teman yang menimpali ucapan kita meskipun hanya dengan anggukan, mengiyakan, atau dengan bahasa semisal, yes,, hooh,,pancen,, dsb_mufrodat kata zaman socmed sekarang lebih banyak ++ respon yang lainnya semisal insert gambar, dsbJika anda punya socmed, cek pilah, pilih mana yang masuk kategori ghibah? komen yang terkomen panjang sekaliii.


Minggu, 01 Juni 2014

Belajar dari Para Wanita Hebat

Bismillah. . . 
Pagi ini aku mulai aktivitas pagiku dengan mengikuti KAP di Bantul saja. Meskipun pagi ini guru ngaji yang biasanya mengisi tidak hadir, aku bisa bersilaturahim dengan teman-teman yang aku kenal di sana. Dan sekali lagi,ada kesempatan curhat seorang teman yang akupun menyimaknya. Hmmm. . . wanita yang selalu peka dengan perasaannya, dan jika itu terkait dengan perhatian orang lain, berhati-hatilah dengan perasaan.

Kamis, 29 Mei 2014

Ujian Pendengaran, penglihatan, dan hati

Ujian Pendengaran, penglihatan, dan hati 

Ketika, was-was, bisikan, dan segala yang melalaikan
menjadi polusi di mana-mana
Memang sulit menjaga pendengaran 
Tapi, ingatlah pada Dzat yang Maha Mendengar setiap bisikan
Memang sulit menjaga penglihatan
Tapi, ingatlah pada Dzat yang Maha menyaksikan setiap perbuatan
Memang sulit menjaga hati dari segala kotoran, was-was dan godaan
Tapi, senantiasa bermohonlah pada Dzat yang membolak-balikkan
Bukankah pada AR Rahman hati itu ada dalam genggaman?

Ketika seluruh pendengaran, penglihatan dan hatimu
di galau remang kelabu dunia dan sekelilingmu
lalu jiwamu lemah, mengkerdil tiada bangkit
ingatlah , inilah laga perjuangan
kemana kamu akan berdiri sepasukan
atau kamu lari tiada keberanian
nafsumu selalu membelenggu kemerdekaan jiwamu
rontokkan segala kotoran qolbumu
jadilah karang kokoh yang tiada gentar dihempas gelombang
jadilah air yang mempunyai kekuatan menawan
ia sanggup melobang bebatuan meski dengan tetesan demi tetesan

Minggu, 25 Mei 2014

Dimensi Qolbu

Membahas soal qolbu, ruh dan jiwa sesungguhnya amat sedikit pengetahuan manusia tentangnya. Dan pengetahuan itu masih dalam pengertian yang relatif dan terbatas. Demikian pula upaya untuk menggali potensinya untuk menemukan jati diri kita yang paling sejati dalam rangka menempatkan diri di hadapan Allah, manusia, dan alam.

Seluruh potensi qolbu mesti disinari oleh cahaya Ilahi (ruh kebenaran), sehingga ia kan tetap berada di  jalan kebenaran. Dan inilah tugas manusia yang paling berat, mengingat peranan syetan yang dengan gigih berusaha untuk memadamkan cahaya Ilahi untuk menggantinya dengan nyala api dengan muatan elemen yang lebih rendah yang fana dan penuh nafsu amarah.


Untuk memelihara cahaya qolbu itu, kita mesti mengetahui dimensi-dimensi qolbu serta fungsinya sebagai berikut :

  • Fu'ad, merupakan potensi qolbu yang berkaitan dengan indrawi, mengolah informasi, yang sering dilambangkan dengan otak manusia. Ia mempunyai tanggungjawab intelektual yang jujur, kepada yang dilihatnya. Potensi ini selalu merujuk pada objektivitas, kejujuran, dan jauh dari sikap kebohongan.
"Hatinya adalah tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya." (QS An Najm : 11)

"Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya." (QS Al Isra' " 36)

"Semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu (fu'adaka)" (QS Huud : 120)

"Demikianlah Kami perkuat hatimu (fu'adaka) dengannya (Al Quran) dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar)." (QS Al Furqon : 32)
  • Shadr, merupakan potensi qolbu yang berperan untuk merasakan dan menghayati rasa (marah, benci, cinta, indah, afektif). Potensi shadr adalah dinding hati yang menerima limpahan cahaya keindahan sehingga mampu menerjemahkan segala sesuatu yang serumit apapun menjadi indah dari karyanya.
"Sesungguhnya Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu." (QS Al Ankabut : 49)

"Allah akan melegakan hati orang-orang yang beriman." (QS At Taubah : 14)

"Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati." (QS Ali 'Imron : 119,154)
  • Hawaa, merupakan potensi qolbu yang menggerakkan kemauan. Didalamnya ada ambisi, kekuasaan, pengaruh, dan keinginan untuk mendunia. Potensi hawaa selalu cenderung membumi dan merasakan kenikmatan dunia yang bersifat fana. Fitrah manusia yang dimuliakan Allah akhirnya mudah tergelincir untuk terpikat oleh dunia
"Kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat-derajatnya) dengan ayat-ayat itu. Tetapi, dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah." (QS Al A'raf : 176)

"Berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah." (QS Shaad : 26)
"Janganlah kamu mengikuti hawa nafsumu karena ingin menyimpang dari kebenaran." (QS An Nisaa : 135)
Ketiga potensi qolbu tadi berada dalam bilik-bilik qolbu yang bertugas dan berfungsi sesuai dengan peranannya masing-masing. Dalam berhubungan dengan dunia luar atau menerima rangsangan, ketiga potensi tadi akan memberikan respon dalam bentuk perilaku. Pertentangan bathin manusia tidak akan dapat dihindarkan, dan ia akan terus berkecamuk sesuai dengan kadarnya. Pertentangan tersebut tidak akan terhenti karena setiap potensi mempunyai ciri dan hamparannya sendiri-sendiri (saghafa) dalam mengolah respon keluar.

Pada hakikatnya ketiga potensi tersebut akan bekerjasama dan saling mengisi. Hanya dalam tindakannya tergantung pada potensi mana yang paling dominan. Sehingga, kelak akan tampak struktur kepribadian dengan berbagai bentuk : 1 dimensi, 2 dimensi, atau 3 dimensi.

Keseluruhan interaksi dari ketiga potensi itu kemudian akan dirangkum dalam penampakan "nafs" dalam kaitannya dengan dunia luar. >>>bersambung

(sumber bacaan : Kecerdasaan Ruhani, GIP)

Minggu, 04 Mei 2014

Dan gunung-gunung yang ditegakkan...

"Apakah kamu mengira bahwa gunung-gunung itu tetap diam di tempatnya ?. . ."
"Dan gunung-gunung sebagai pasak (bumi)" An Naba
"Dan gunung-gunung Dia pancangkan dengan teguh" An Nazi'at

Pagi ini, Ahad 4 Mei 2014 seperti biasanya perjalanan saya ke arah utara menuju kota Jogja. Pandangan mata saya disambut oleh bentangan sawah yang menghijau dengan selimut putih embun pagi hari yang bercahaya karena pantulan sinar matahari yang cukup cerah. Pemandangan kedua saya selalu tertuju di kejauhan sana arah ujung utara Jogja, simbol kekuatan alam yang tersembunyi dibalik ketenangan, kekokohan yang sunyi dengan pemandangan yang misterius bagiku, yaa 2 saudara Merapi dan Merbabu. Ketika cuaca pagi mendukung kadang tepat cahaya matahari menyibak pula di kejauhan di arah Barat Laut dua saudara yang lain Sindoro dan Sumbing yang sama-sama puncaknya menjala langit. Hmmm....selalu ingatan ini adalah betapa kecilnya manusia ini, diantara ciptaan-ciptaan-Mu yang lainnya. Namun manusia sering merasa besar, berkuasa atas banyak hal lalu sombong dan lupa diri.

Pagi ini terbersit tanya dalam hatiku,ketinggian Merapi berapa yaa sekarang? Setelah dua kali letusan 2006 dan 2010 kulihat dia tetap tampak begitu gagah, tinggi dan tambah tinggi yaa? Pandangan mata tidak bisa mengukur ketinggian kan, karena bukan alat ukur tinggi jika bisa hanya perkiraan relatif lebih atau kurang. Pertanyaanku ini juga pernah terbersit pada perjalanan ke Jogja lewat jalan Paris arah ringroad selatan, Sabtu/29 Maret di antara mendung yang kelabu ada kenampakan warna biru yang jelas mencolok dan itu adalah bagian badan gunung Merapi yang kulihat seperti tampak lebih dekat, jelas atau lebih besar? Sekali lagi pandangan mata  memang bukan alat ukur maka hasilnya relatif, faktor optis sangat dipengaruhi kondisi cuaca saat itu juga. 

Terkait pertanyaanku yang pertama, andai jika Merapi itu tumbuh terus semakin tinggi, dan berhasil mencapai >3000 dpl wah apa kiranya nanti yang mungkin terjadi? Bukankah untuk mencapai ketinggian itu tidak sulit, dengan aktivitas pada usianya sekarang ini yang sangat produktif menghasilkan timbunan stok lava padat di permukaan ? Tentu dengan catatan menunda dulu erupsi-erupsi kecil yang bisa meruntuhkan atau mengurangi ketinggian puncak gunung. Masya Allah.... aku langsung menjawabnya jangan sampai. Tentu kembali saja dengan karakter dan tipe siklus letusan yang sudah dimiliki saja. Dan itu malah akan baik-baik saja. Yang kuingat ini adalah Jawa, dan ini adalah di tengah Pulau Jawa, selain jumlah kepadatan penduduknya juga Merapi adalah center of point dari sebuah keseimbangan di sebuah persimpangan atau pertemuan dua garis linear yang saling berpotongan. Kajian ilmiah yang tidak dipublikasikan memang banyak sehingga banyak yang kita tidak tahu sebagai orang awam terkait ilmu geologi, geofisika yang secara khusus mengkaji lebih banyak. wallohu a'lam --> next


Minggu, 27 April 2014

Kata-kata siapa saja

Bingung
Seorang teman berkata dengan mata berbinar
Seseorang jatuh cinta padanya.
Kutanya dia, apakah dia bilang begitu ?
Jawabnya : Tidak, tapi aku merasa.
Aku bingung,
mengapa wanita lebih sering merasa dijatuhcintai, padahal tidak.


Rabu, 23 April 2014

"Irhamna Yaa Arhamarrahimiin"
<< Faidza maridhtu fa huwa yasfiin >> 

Senin, 21 April 2014

Berlindunglah kepada Tuhan yang Menciptakan

Sang Kekasih yang mulia  .... amat putih cintanya
ia bisikkan dengan dekapan jiwanya sepenuh cinta
menggugah nafas pengembaraan membebaskan diri
dari keterpenjaraan...kebodohan...kelemahan

Sabtu, 12 April 2014

Harus Bilang Apalagi ?

Katamu hargailah perbedaan
perbedaan menjadi warna
perbedaan bukan untuk saling menjatuhkan
tapi lihatlah bagaimana hendak dikata?

Yang Terangkai dalam Doa . . . .


satu dua tiga. . . 
bukan nada irama. . . 
kubuka dan kubaca. . . 
selalu ada nama-nama. . . .
tapi ku bertanya. . ..
kenapa hanya satu huruf depan saja ?
agar tak berhenti dibaca
dibuka di baca seksama
dengan hati gembira. . . .
rasa bahagia, syukur, dan doa
tak lupa mengundang sanak saudara

Selasa, 08 April 2014

Beginilah Kepemimpinan Umar Bin Abdul Aziz

Mereka (masyarakat) bisa diperbaiki dengan keadilan dan hak, maka sebarkanlah hal itu kepada mereka. Dan ketahuilah bahwa Allah tidak akan memperbaiki perbuatan orang-orang yang berbuat kerusakan.Jawaban amirul Mukminin kepada Gubernur Khurasan.
Sungguh ketakutannya pada amanah yang dibebankan kepadanya untuk memimpin ummat membuatnya pucat, gemetar, seperti burung pipit. Ia senantiasa menyendiri dalam ibadah dan sholatnya. Juga terdapat mata hati yang tajam serta sebuah kehendak yang tidak gentar menghadapi kesukaran-kesukaran dan bahaya yang ditinggalkan oleh kezaliman dan kegelapan selama 60 tahun pemerintahan yang mendahuluinya yaitu pemerintahan bani Umayyah. Ia berani mengubah kegelapan menjadi cahaya yang benderang.
Demi Allah, seandainya kebenaran Tidak bisa tegak dan kebatilan tidak bisa dikalahkan kecuali dengan memotong-motong persendian dan anggota tubuhku, niscaya kulakukan hal itu dan akupun senang. Dan demi Allah, seandainya aku tinggal di antara kamu 50 tahun, pasti kutegakkan keadilan sesuai yang kuhendaki.”

Marilah kita telusuri peristiwa dari keistimewaan sistem itu, Sungguh yang ada adalah kezuhudan dan kewaraan terhadap dunia, :