Minggu, 25 Mei 2014

Dimensi Qolbu

Membahas soal qolbu, ruh dan jiwa sesungguhnya amat sedikit pengetahuan manusia tentangnya. Dan pengetahuan itu masih dalam pengertian yang relatif dan terbatas. Demikian pula upaya untuk menggali potensinya untuk menemukan jati diri kita yang paling sejati dalam rangka menempatkan diri di hadapan Allah, manusia, dan alam.

Seluruh potensi qolbu mesti disinari oleh cahaya Ilahi (ruh kebenaran), sehingga ia kan tetap berada di  jalan kebenaran. Dan inilah tugas manusia yang paling berat, mengingat peranan syetan yang dengan gigih berusaha untuk memadamkan cahaya Ilahi untuk menggantinya dengan nyala api dengan muatan elemen yang lebih rendah yang fana dan penuh nafsu amarah.


Untuk memelihara cahaya qolbu itu, kita mesti mengetahui dimensi-dimensi qolbu serta fungsinya sebagai berikut :

  • Fu'ad, merupakan potensi qolbu yang berkaitan dengan indrawi, mengolah informasi, yang sering dilambangkan dengan otak manusia. Ia mempunyai tanggungjawab intelektual yang jujur, kepada yang dilihatnya. Potensi ini selalu merujuk pada objektivitas, kejujuran, dan jauh dari sikap kebohongan.
"Hatinya adalah tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya." (QS An Najm : 11)

"Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya." (QS Al Isra' " 36)

"Semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu (fu'adaka)" (QS Huud : 120)

"Demikianlah Kami perkuat hatimu (fu'adaka) dengannya (Al Quran) dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar)." (QS Al Furqon : 32)
  • Shadr, merupakan potensi qolbu yang berperan untuk merasakan dan menghayati rasa (marah, benci, cinta, indah, afektif). Potensi shadr adalah dinding hati yang menerima limpahan cahaya keindahan sehingga mampu menerjemahkan segala sesuatu yang serumit apapun menjadi indah dari karyanya.
"Sesungguhnya Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu." (QS Al Ankabut : 49)

"Allah akan melegakan hati orang-orang yang beriman." (QS At Taubah : 14)

"Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati." (QS Ali 'Imron : 119,154)
  • Hawaa, merupakan potensi qolbu yang menggerakkan kemauan. Didalamnya ada ambisi, kekuasaan, pengaruh, dan keinginan untuk mendunia. Potensi hawaa selalu cenderung membumi dan merasakan kenikmatan dunia yang bersifat fana. Fitrah manusia yang dimuliakan Allah akhirnya mudah tergelincir untuk terpikat oleh dunia
"Kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat-derajatnya) dengan ayat-ayat itu. Tetapi, dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah." (QS Al A'raf : 176)

"Berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah." (QS Shaad : 26)
"Janganlah kamu mengikuti hawa nafsumu karena ingin menyimpang dari kebenaran." (QS An Nisaa : 135)
Ketiga potensi qolbu tadi berada dalam bilik-bilik qolbu yang bertugas dan berfungsi sesuai dengan peranannya masing-masing. Dalam berhubungan dengan dunia luar atau menerima rangsangan, ketiga potensi tadi akan memberikan respon dalam bentuk perilaku. Pertentangan bathin manusia tidak akan dapat dihindarkan, dan ia akan terus berkecamuk sesuai dengan kadarnya. Pertentangan tersebut tidak akan terhenti karena setiap potensi mempunyai ciri dan hamparannya sendiri-sendiri (saghafa) dalam mengolah respon keluar.

Pada hakikatnya ketiga potensi tersebut akan bekerjasama dan saling mengisi. Hanya dalam tindakannya tergantung pada potensi mana yang paling dominan. Sehingga, kelak akan tampak struktur kepribadian dengan berbagai bentuk : 1 dimensi, 2 dimensi, atau 3 dimensi.

Keseluruhan interaksi dari ketiga potensi itu kemudian akan dirangkum dalam penampakan "nafs" dalam kaitannya dengan dunia luar. >>>bersambung

(sumber bacaan : Kecerdasaan Ruhani, GIP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar