Sabtu, 08 November 2014

Rencana itu rapi untukmu

Secarik kertas yang kutemukan masih dalam kondisi baik, aku baca kembali. Dalam tulisan yang tersusun rapi, aku membaca suratmu yang kau kirim waktu itu. Kau awali salam pembuka, menanyakan kabar keluarga dan doa untuk semua. 
Langsung pada tujuan kau utarakan semua maksud dan rencana itu dengan rinci, semua pesan kau tujukan agar semua bisa terlaksana dengan baik. Foto yang ada sampai 2 kali kau kirimkan, katanya sengaja cari yang paling pas. Dari semua urusan administrasi, humas, perkap, masalah ini itu, aku tahu kau orang yang teliti untuk semua hal tidak seperti aku. Kau serahkan pada keluarga setelah semua kau jabarkan.

Aku menangkap sebuah kesungguhan dan keyakinanmu, semua yang serba mudah dan bukan dipersulit ataupun mempersulit untuk sebuah niat baik itu. Aku menangkap pesan, bahwa meskipun apa adanya satu tujuan yang paling penting adalah ridho Allah untuk melaksanakan kemantapan hati itu.
Keadaan kita memang tidak mudah, tidak serba ada, tidak karena fasilitas yang lengkap dari ortu, yang kita punya adalah doa untukharapan yang lebih baik untuk esok. Kembali, tulisan itu membuatku meleleh kembali hatiku.

Ya, aku ingat kala itu saat menempuh perjalanan 1,5 jam mengantarkanmu. Aku menjadi humas untuk urusanmu, hilang arah dan petunjuk sampai ku merasa kesal sepanjang perjalanan itu... aku memaklumi. Demikianlah groginya menjemput impian untuk jadi kenyataan. Baiklah aku belajar darimu.. semua berawal dari niat dan kesungguhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar