Selasa sore, 29/10. Perjalanan pulang ke rumah saya mengambil jalur yang berbeda. Ingin melihat bentangan sawah, padi yang sudah menghilang warna emasnya. Tinggallah rumput-rumput keringnya. Hingga kulihat tanah-tanah retak yang sangat pada tanah sawah sepanjang jalan itu. Retak-retak yang melebar...5 cm, dengan kedalaman sekitar >20 cm.
Dalam hati ku bergumam, tanah ini pun menanti dalam dzikirnya...penuh doa pengharapan kepada Ar Rahman. Kapan hujan akan segera menggemburkan kembali tanah kering yang mengeras. Tanah yang sudah sekian hari, pekan, bulan terpanggang. Rerumputan meski tak bergerak oleh angin, karena yang tinggal hanyalah batang-batang dan akarnya yang menggenggam asa dalam tanah kering, mereka tak henti dalam dzikirnya. Jika hujan telah mengguyur, dan tanah pun kembali gembur, mereka dalam tasbih syukurnya akan bersorak riang....tunas-tunas menghijau, mereka siap menumbuhkan kembali setiap benih harapan.
Subhanallah....tak menunggu esok. Tuhan mendengar dan Ar Rahman menurunkan rahmat dalam deras hujan tadi malam.
Menulis apa saja yang kamu fikirkan, kamu lihat, kamu dengar, dari sekitarmu. Ambil pelajaran dan hikmahnya.
Rabu, 30 Oktober 2013
Kamis, 24 Oktober 2013
Teladan Khalilullah...Nabiyullah Ibrahim AS
Langganan:
Postingan (Atom)