Sekali lagi partai bukan agama. Maka jika ada rasa fanatisme partai yang kemudian mengabaikan hal-hal yang pokok dalam urusan agama jelas itu salah, sudah berlebihan. Rasa patuh yang berlebihan, pembelaan yang berlebihan, mengabaikan kewajiban-kewajiban dalam agama jelas itu tidak benar. Apakah itu hal-hal yang terkait dengan masalah adab, ukhuwah, muamallah apalagi sampai ibadah. Bagaimana ornag mengajak ke partai, bagaimana partai mengajak massa mendukung calegnya, bagaimana partai mengelola kader dan simpatisannya, jika semua dengan cara yang mengabaikan urusan agama yaa sudah, artinya memang partai itu memisahkan agama dan caraq berpolitiknya. Tidak heran bagaimana saat kampanye di jalan, bagaimana saat orasi masih dengan hujatan dan celaan, bagaimana saat menawarkan program dengan janji-janji palsu, bahkan pembohongan di awal yang tidak diketahui massanya sangat boleh jadi mereka lakukan. Bagaimana mereka menarik massa dengan iming-iming uang, dan barang?? Kemudian masyarakatpun memilih sekedar dengan pertimbangan apa yang di depan mata, sesuai kebutuhan sesaat saja. Yaa sudah, nasib sebuah bangsa sudah bisa ditebak dari awal. Tidak ada yang berubah, pemainnya saja yang sedikit ganti formasi.