Jumat, 27 Desember 2013

Tidak ada yang sia-sia diciptakan-Nya

Tidak ada yang sia-sia diciptakan oleh-Nya

SubhanallahMaha Suci Allah yang telah menciptakan segala yang ada di dunia ini dengan berpasang-pasangan.  Agar kehidupan ini indah, penuh harmoni, sebagai bentuk tanda-tanda kebesaran Ilahi.
Tak ada gelap tanpa terang
Tak ada malam tanpa siang
Pun keadaan manusia tak ada duka tanpa bahagia  semua dipergantikan.

Jika kita renungkan, karena ritme itulah kita menikmati indahnya kehidupan ini.
Eastward from my village Rmd 1434 H
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal. QS Al Imron : 190
Dia yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan menghidupkan bumi sesudah matinya. (QS Ar Rum : 19)
Dan diantara tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan diantara kamu rasa kasih dan sayang. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir. QS Ar Rum : 21
 Atau tengoklah, QS Ar Ra’du sebuah surat yang menghimpun berbagai macam kontradiksi yang menakjubkan yang ada di alam semesta ini. Ada 32 fenomena yang sifatnya bertentangan dan mustahil dihimpun oleh siapapun kecuali Allah. Bacalah dalam ayat 8 – 39. Sebuah pesan agar kita hanya bersegera berserah diri kepada-Nya. Karena Dia-lah Sang pemilik Kebenaran yang Sempurna. @dalam tadabbur ayat.

Sebuah Catatan Kecil

Di Penghujung Tahun 

Dipenghujung tahun, menengok ke belakang beberapa peristiwa dan pelajaran yang mewarnai periode waktu yang telah  lewat. Moment yang akan ditinggalkan kemudian melangkah ke depan. Setiap kejadian pastilah mengandung hikmah dan pelajaran, jika kita mau memikirkan. Bukan sekedar sesalan, namun bagaimana lebih mendewasakan sikap dan perbuatan. Untuk kemudian siap menetapkan pilihan-pilihan.

Selasa, 17 Desember 2013

Suatu ketika di bus kota
Setelah berkenalan dan menyapa dengan mbak-mbak di sampingku, tiba-tiba dia bertanyambaknya ini  dari partai *** ya ?” Bukan kujawab, tapi tanyaku balikkenapa mbak?” katanya dia menebak saja. Aneh, jawabku  “mbak apakah karena jilbab lebar pasti mesti orang partai…. ?”  Wahhh baru kenalan, sudah mencari perbedaan gumamku dalam hati.
Bagaimana dengan pertanyaan ini : Islam itu ada berapa? Aneh dengan pertanyaan ini! Aneh bagi kita yang muslim. Tapi bagi mereka yang baru mengenal Islam, jangan merasa aneh dulu. Dulu pernah ada cerita, orang Jepang atau mana yang bertanya, “jika saya mau masuk Islam saya masuk Islam yang mana?”
 Lho, maksudnya? Ternyata dia setelah berkenalan dengan Islam yang dia temukan justeru referensi yang menampilkan perbedaan-perbedaan mahzab, sehingga dia bertanya demikian. Andai dia di Indonesia akan lebih banyak dihadapkan pada banyak pilihan mungkin yaa? Jika referensinya kebetulan yang pendekatan ormas, dia bertanya Islam Muhammadiyah atau NU? Jika pendekatannya harokiyah, dia mungkin akan bertanya untuk pilihan yang lebih banyak lagi. Bahkan kalau dia berkenalan dengan referensi politik, wahbisa berabe, semakin bingung karena parpol Islam banyak sekali. Dan tidak tahu apakah akhirnya dia akan menemukan Islam itu sendiri atau tidak.
Kita sering menemukan bahkan mengalami bagaimana kita juga dengan mudah diidentifikasi sebagai Islam A, B, C, dst atau bahkan kita juga mengidentifikasi saudara-saudara kita dengan Islam A, B, C, dstkemudian yang terpampang adalah anda adalah berbeda dengan saya.
Karena yang kita lihat penampilannya, ahh kamu jilbaber lebar pasti ….
Ahh kamu berjenggot, celana jinggrang pasti . . . .Ahh kamu suka warna gelap-gelap auahlap, kamu pasti . . .
Ahh kamu hobi banget sholawatan kamu pasti . . . dsb, dsb
Ada yang unik, saat mengajar matematika saja pada benda yang berbeda soalnya yang ditanyakan malah diminta mencari persamaannya.
Nah apa yang anda temukan berapa perbedaan and berapa persamaan? Tentukan dulu persamaannya bisakan?

Nah...mudah memang mengidentifikasi perbedaan bangunA, B, C, D, dst. Tapi, jawaban menjadi agak sulit ketika menjawab apa persamaannya. Dan anak-anak di kelas, dengan sekilas melihat mereka mengatakan apa yaa persamaannya. Tapi setelah mereka mau mencermati, baru mereka menemukan persamaannya.
Bersyukur bagi mereka yang berkenalan dengan Islam saja. Islam sebagai dien, way of life, sebagai jawaban atas semua persoalan karena mereka mereferensi pada kebenaran dan keindahan ajaran Islam itu sendiriMereka menemukan Islam sebagai jawaban atas kegalauan keyakinan sebagaimana Ibrahim menemukan jawaban jalan tauhid atas kesesatan orang-orang di sekelilingnya.
Mereka menemukan indahnya Islam sebagaimana Umar yang menyaksikan keteguhan kaum muslim dan saudara-saudaranya dalam mempertahankan keyakinan mereka. Mereka tidak bergeming atas cacian, siksaan, dan keterasingan mereka.
Mereka menemukan kebenaran sekaligus keindahan Islam sebagaimana para sahabat tertegun dan terpesona akan mukjizat kalam Al Quran. Mereka menduga-duga memang..ahh ini ciptaan tukang syair, atau tukang sihir karena telah mempengaruhi orang yang mendengarnya. Namun . . ., hati mereka menyangkalnya sendiri. Dan Al Quran pun memberikan jawabannya sekaliguswama huwa  biqouli sya’ir qolilamma tu’minun? Wa la biqouli kahin qolilammatadzakkaruun?
Atau rasa penasaran yang tinggi, sebagaimana Salman Al Farisi hingga perjalanan? Atau sebagaimana santun dan rendah hatinya seorang kaum dari Niniveh saat dia menjadi budak di Thaif? Ketika dia serta merta menyatakan keislamannya setelah mendengar Rasul membaca basmallah sebelum memakan buah anggur yang dia berikan? Kalimat apakah itu? Aku belum pernah mendengarnya?
Dengan akhlaknya yang luhur Rasulullah memperkenalkan diri, dan terbukalah pintu hidayah bagi lawan bicaranya. Subhannallah…2b continue

Senin, 09 Desember 2013

Catatan Akhir Tahun

Sekedar Merenungkan Kembali

Merasa kehilangan itu selalu berat. Perpisahan itu sering menyedihkan. Tapi, begitulah warna kehidupan. Selalu belajar mengikhlaskan. Tahun ini, banyak pelajaran pada peristiwa dan moment yang membutuhkan kelapangan hati dan perasaan. Apakah itu terkait kerja bersama ataupun pekerjaan rumah. 2013/2014 secara kompak team solidku yang 3 tahun bersama difusikan ke beberapa kelas
Sekarang beradaptasi dengan team yang baru dan amanah baru itu pasti. Kelas bawah atau kelas atas tidak menjadi soal. Selama 3 tahun berjalan, alhamdulillah aku bersama teman-teman cukup bisa mensolidkan kerja bersamaSama-sama menjadi pembelajar, langsung terjun bebas menggali pengalaman. Sharing dan keluh kesah spontan bisa diungkapkan. Menyenangkan, meski aku bukan seorang pimpinan tapi dipaksa belajar kepemimpinan.
Belajar memetakan kemampuan untuk mencapai target dan tujuan. Tidak dicapai secara individu tetapi kerja bersama. Setiap orang punya kelebihan dan kelemahan. Maka dalam kerja bersama akan ada pembagian peran untuk bisa saling melengkapi.
Membangun komunikasi dan koordinasi sesama relasi itu menjadi kunci sukses bersama. Kemudian komunikasi dan koordinasi ke atas juga penting dilakukan agar tahu evaluasi yang perlu dilakukan. Memimpin pemimpin itu lebih sulit, tapi ternyata abaikan saja subordinasi tapi ubahlah menjadi harmonisasiDengan orang yang berbeda, latar belakang berbeda, cara pandang yang berbeda akhirnya harus belajar bagaimana mengharmonisasi kerja. Apalagi jika sebenarnya kita masih yunior.

Hal yang membuatku bertanya untuk diriku sendiri sekarang adalah, satu persatu kenapa dari teman sahabatku mulai tinggal gelanggang? Semua adalah pilihan, demikian sebuah jawaban diberikan. Aku turut membenarkan, aku saja yang selalu bertahan. Beberapa teman selalu menyampaikan aku masih punya kesempatan untuk ini itu, aku mampu banyak hal, di sana ada banyak peluang, dsb.

Tahun depan boleh jadi akupun berubah pikiran, menyusul mereka yang didepan. Ahh semua rahasia Ilahikita hanya mampu berikhtiar Tuhan jua yang menentukan. Doa dan harapan yang tak boleh hilang dari genggaman. Demikian, hibur salah seorang kawan
Yaa karena hari esok masih terbentang, jangan terpaku pada di sini dan sekarang. Optimislah! Ganbatte !