Selasa, 17 Desember 2013

Suatu ketika di bus kota
Setelah berkenalan dan menyapa dengan mbak-mbak di sampingku, tiba-tiba dia bertanyambaknya ini  dari partai *** ya ?” Bukan kujawab, tapi tanyaku balikkenapa mbak?” katanya dia menebak saja. Aneh, jawabku  “mbak apakah karena jilbab lebar pasti mesti orang partai…. ?”  Wahhh baru kenalan, sudah mencari perbedaan gumamku dalam hati.
Bagaimana dengan pertanyaan ini : Islam itu ada berapa? Aneh dengan pertanyaan ini! Aneh bagi kita yang muslim. Tapi bagi mereka yang baru mengenal Islam, jangan merasa aneh dulu. Dulu pernah ada cerita, orang Jepang atau mana yang bertanya, “jika saya mau masuk Islam saya masuk Islam yang mana?”
 Lho, maksudnya? Ternyata dia setelah berkenalan dengan Islam yang dia temukan justeru referensi yang menampilkan perbedaan-perbedaan mahzab, sehingga dia bertanya demikian. Andai dia di Indonesia akan lebih banyak dihadapkan pada banyak pilihan mungkin yaa? Jika referensinya kebetulan yang pendekatan ormas, dia bertanya Islam Muhammadiyah atau NU? Jika pendekatannya harokiyah, dia mungkin akan bertanya untuk pilihan yang lebih banyak lagi. Bahkan kalau dia berkenalan dengan referensi politik, wahbisa berabe, semakin bingung karena parpol Islam banyak sekali. Dan tidak tahu apakah akhirnya dia akan menemukan Islam itu sendiri atau tidak.
Kita sering menemukan bahkan mengalami bagaimana kita juga dengan mudah diidentifikasi sebagai Islam A, B, C, dst atau bahkan kita juga mengidentifikasi saudara-saudara kita dengan Islam A, B, C, dstkemudian yang terpampang adalah anda adalah berbeda dengan saya.
Karena yang kita lihat penampilannya, ahh kamu jilbaber lebar pasti ….
Ahh kamu berjenggot, celana jinggrang pasti . . . .Ahh kamu suka warna gelap-gelap auahlap, kamu pasti . . .
Ahh kamu hobi banget sholawatan kamu pasti . . . dsb, dsb
Ada yang unik, saat mengajar matematika saja pada benda yang berbeda soalnya yang ditanyakan malah diminta mencari persamaannya.
Nah apa yang anda temukan berapa perbedaan and berapa persamaan? Tentukan dulu persamaannya bisakan?

Nah...mudah memang mengidentifikasi perbedaan bangunA, B, C, D, dst. Tapi, jawaban menjadi agak sulit ketika menjawab apa persamaannya. Dan anak-anak di kelas, dengan sekilas melihat mereka mengatakan apa yaa persamaannya. Tapi setelah mereka mau mencermati, baru mereka menemukan persamaannya.
Bersyukur bagi mereka yang berkenalan dengan Islam saja. Islam sebagai dien, way of life, sebagai jawaban atas semua persoalan karena mereka mereferensi pada kebenaran dan keindahan ajaran Islam itu sendiriMereka menemukan Islam sebagai jawaban atas kegalauan keyakinan sebagaimana Ibrahim menemukan jawaban jalan tauhid atas kesesatan orang-orang di sekelilingnya.
Mereka menemukan indahnya Islam sebagaimana Umar yang menyaksikan keteguhan kaum muslim dan saudara-saudaranya dalam mempertahankan keyakinan mereka. Mereka tidak bergeming atas cacian, siksaan, dan keterasingan mereka.
Mereka menemukan kebenaran sekaligus keindahan Islam sebagaimana para sahabat tertegun dan terpesona akan mukjizat kalam Al Quran. Mereka menduga-duga memang..ahh ini ciptaan tukang syair, atau tukang sihir karena telah mempengaruhi orang yang mendengarnya. Namun . . ., hati mereka menyangkalnya sendiri. Dan Al Quran pun memberikan jawabannya sekaliguswama huwa  biqouli sya’ir qolilamma tu’minun? Wa la biqouli kahin qolilammatadzakkaruun?
Atau rasa penasaran yang tinggi, sebagaimana Salman Al Farisi hingga perjalanan? Atau sebagaimana santun dan rendah hatinya seorang kaum dari Niniveh saat dia menjadi budak di Thaif? Ketika dia serta merta menyatakan keislamannya setelah mendengar Rasul membaca basmallah sebelum memakan buah anggur yang dia berikan? Kalimat apakah itu? Aku belum pernah mendengarnya?
Dengan akhlaknya yang luhur Rasulullah memperkenalkan diri, dan terbukalah pintu hidayah bagi lawan bicaranya. Subhannallah…2b continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar